THOMAS F. FERRIS
Kehamilan dapat dipersulit oleh penyakit konik atau sakit yang baru di masa lalu, banyak kelainan dianggap sebagai kontraindikasi kehamilan, tetapi sekarang ini, dengan perawatan medis yang tepat, diperoleh hasil-akhir kehamilan yang sangat baik bagi ibu maupun anaknya.
HIPERTENSI
Resistensi vaskuler sistemik mengalami penurunan pada kehamilan. Meskipun selama kehamilan trimester kedua terjadi peningkatan curah jantung sebesar 40 persen, penurunan tekanan darah akan terjadi (biasanya mencapai 100/70 mmHg atau lebih rendah).
Walaupun kenaikan yang lumayan dapat terjadi selama bulan terakhir kehamilan yang normal, peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau tekanan diastolik sebesar 15 mmHg pada setiap saat selama kehamilan merupakan keadaan yang abnormal.
Angka mortalitas perinatal meningkat seiring dengan tinggi tekanan darah yang pada perempuan tidak-hamil dapat dianggap sebagai tekanan yang normal. Sebagai contoh, kalau tekanan darah arten rata-rata (tekanan diastolik ditambah sepertiga tekanan nadi) adalah 90 mmHg atau lebih selama trimester kedua, maka risiko terjadinya lahir matr (stillbirth), retardasi pertumbuhan janin, dan preeklamsia akan menjadi lebih besar. Atau bisa juga terjadi tekanan kadar gula tinggi, jika hal ini terjadi ibu hamil memerlukan obat alami untuk diabetes melitus yang telah teruji klinis.
Hipertensi selama kehamilan biasanya disebabkan oleh salah satu dari empat keadaan ini: (1) preeklamsia (toksemia), (2) hipertensi esensial kronik, (3) hiperteqsi gestasional, atau (4) penyakit ginjai.
PREEKLAMSIA (TOKSEMIA)
Preeklamsia merupakan penyakit pada kehamilan lanjut dengan hipertensi yang menyertai keterlibatan hepatik, neurologik, hematologik atau renal. Timbulnya edema yang cepat, khususnya pada wajah dan tangan, bersama-sama dengan kenaikan tekanan darah, biasanya menandai keadaan ini. Gejala ikterus dan fungsi hati yang abnormal dapat ditemukan.
Hiperrefleksia, gangguan visual, serta nyeri kepala menunjukkan keterlibatan neurologik dan gejala konwlsi memperlihatkan adanya eklamsia. Manifestasi hematologik pada preeklamsia mencakup trombositopenia dengan kenaikan kadar enzim laktat dehidrogenase (LDH),
Anemia hemolitik mikroangiopatik, dan trombositopenia. Pada preeklamsia yang fulminan, koagulasi intravaskuler diseminata (DIC) dapat menurunkan kadar fibrinogen plasma dan menaikkan kadar produk penguraian fibrin yang beredar (Bab 316).
Kehamilan dapat dipersulit oleh penyakit konik atau sakit yang baru di masa lalu, banyak kelainan dianggap sebagai kontraindikasi kehamilan, tetapi sekarang ini, dengan perawatan medis yang tepat, diperoleh hasil-akhir kehamilan yang sangat baik bagi ibu maupun anaknya.
HIPERTENSI
Resistensi vaskuler sistemik mengalami penurunan pada kehamilan. Meskipun selama kehamilan trimester kedua terjadi peningkatan curah jantung sebesar 40 persen, penurunan tekanan darah akan terjadi (biasanya mencapai 100/70 mmHg atau lebih rendah).
Walaupun kenaikan yang lumayan dapat terjadi selama bulan terakhir kehamilan yang normal, peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau tekanan diastolik sebesar 15 mmHg pada setiap saat selama kehamilan merupakan keadaan yang abnormal.
Angka mortalitas perinatal meningkat seiring dengan tinggi tekanan darah yang pada perempuan tidak-hamil dapat dianggap sebagai tekanan yang normal. Sebagai contoh, kalau tekanan darah arten rata-rata (tekanan diastolik ditambah sepertiga tekanan nadi) adalah 90 mmHg atau lebih selama trimester kedua, maka risiko terjadinya lahir matr (stillbirth), retardasi pertumbuhan janin, dan preeklamsia akan menjadi lebih besar. Atau bisa juga terjadi tekanan kadar gula tinggi, jika hal ini terjadi ibu hamil memerlukan obat alami untuk diabetes melitus yang telah teruji klinis.
Hipertensi selama kehamilan biasanya disebabkan oleh salah satu dari empat keadaan ini: (1) preeklamsia (toksemia), (2) hipertensi esensial kronik, (3) hiperteqsi gestasional, atau (4) penyakit ginjai.
PREEKLAMSIA (TOKSEMIA)
Preeklamsia merupakan penyakit pada kehamilan lanjut dengan hipertensi yang menyertai keterlibatan hepatik, neurologik, hematologik atau renal. Timbulnya edema yang cepat, khususnya pada wajah dan tangan, bersama-sama dengan kenaikan tekanan darah, biasanya menandai keadaan ini. Gejala ikterus dan fungsi hati yang abnormal dapat ditemukan.
Hiperrefleksia, gangguan visual, serta nyeri kepala menunjukkan keterlibatan neurologik dan gejala konwlsi memperlihatkan adanya eklamsia. Manifestasi hematologik pada preeklamsia mencakup trombositopenia dengan kenaikan kadar enzim laktat dehidrogenase (LDH),
Anemia hemolitik mikroangiopatik, dan trombositopenia. Pada preeklamsia yang fulminan, koagulasi intravaskuler diseminata (DIC) dapat menurunkan kadar fibrinogen plasma dan menaikkan kadar produk penguraian fibrin yang beredar (Bab 316).